Senin, 24 Desember 2012

Diskusi dengan Prof. Ir. Roos Akbar, M.Sc, Ph.D


MUNGKINKAH INDONESIA MENJADI NEGARA MAJU DAN TERDEPAN
Prof. Ir. Roos Akbar, M.Sc, Ph.D. merupakan alumni ITB jurusan Teknik Planologi. Beliau saat ini menjabat sebagai Guru Besar Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota SAPPK ITB, dengan bidang penelitian Urban Land Use Planning, Urban Information System, Geographical Information System, dan Urban Management.
Diskusi diawali dengan pertanyaan yang menyangkut kondisi bangsa indonesia saat ini yang begitu kompleks dengan permasalahan dan dinamika masyarakat yang mudah tersulut oleh isu isu kepentingan individu maupun golongan yang tidak bertanggung jawab. Dan mampukah bangsa ini melaluinya untuk menuju menjadi negara maju.
Beliau menyatakan pandangannya bahwa sebagai akademisi harus tetap berfikir kearah depan untuk mencari solusi dan perbaikan. Memandu perkembangan ilmu dan teknologi untuk kemajuan bangsa, haruslah menjadi yang terdepan. Sebagaimana ITB sebagai institusi pendidikan dan penelitian yang terdepan, ITB memiliki orang orang yang merupakan pemimpin dalam bidang keilmuannya. Saat menjadi yang terdepan, maka segala kondisi dan peraturan yang terkait akan berada dalam arahan dan tuntunan kita sebagai civitas akademika ITB. jika ada suatu permasalahan bangsa, maka kitalah yang harus berjuang untuk memperbaikinya, tidak boleh ikut mengeluh.
Meskipun jika dilihat kondisi saat ini dimana tampaknya pemerintah lebih fokus pada perbaikan politik dan hukum sehingga banyak bidang bidang lain yang mungkin tidak terperhati dan menjadi tertinggal. Tetapi pada kenyataannya, menurut beliau, kondisi ini menunjukkan generalisasi bidang dimana tidak ada pengkhususan bidang bidang tertentu. Undang undang berlaku umum ke semua aspek, bidang maupun kepentingan. Jika ITB merasa sebagai entitas yang khusus, maka buktikan dan mintakan aturan-aturan khusus yang menunjang perbaikan dan peningkatan ITB. Sebagai contoh aturan PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum) yang hanya berlaku pada beberapa perguruan tinggi negeri, dan ITB termasuk didalamnya. Aturan ini menunjukkan perbedaan ITB dengan perguruan tinggi negeri biasa yang dinilai pemerintah dari kemampuan dan kelebihan yang dimiliki ITB.
Beliau menitikberatkan untuk selalu memberikan bukti akan keahlian dan kelebihan yang dimiliki. Terus menerus proaktif menunjukkan keahlian yang dimiliki dan menawarkan solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan dan menunjang pembangunan. Dengan demikian pemerintah sebagai pemberi dana dan pembuat kebijakan mengetahui prestasi yang dimiliki.
Jika ditinjau dari bidang keahliannya, beliau menyarankan untuk tetap konsisten terhadap apa yang kita buat dan rencanakan, kemudian melaksanakannya dengan benar. Perencanaan merupakan pekerjaan kolektif dan keputusannya merupakan keputusan bersama, sehingga ketika kesepakatan telah dibuat maka jalankan dengan baik. Jika di tengah perjalanan ada ide tertentu maka tidak sesederhana itu merubahnya, tetapi bangun kembali kesepakatan sehingga tiap tiap komponen yang terkait dapat memahami. Tentu perubahan perencanaan di tengah jalan butuh effort yang besar, tetapi jangan di jadikan penghalang untuk perbaikan dan kemajuan.
WAWANCARA 1.pngSangat dibutuhkan dialog yang intensif untuk menerapkan perencanaan yang telah tersusun dengan baik pada fenomena masyarakat saat ini. Perencanaan merupakan suatu kesepakatan, sehingga seluruh pihak yang terkait seharusnya mengetatui konteks dari kesepakatan tersebut. Masyarakat sebagai bagian penting dalam proses perubahan sangat perlu untuk dijelaskan apa dampaknya. Informasi yang diberikan tidak hanya berupa dampak jangka pendek, tetapi pengaruh jangka panjangnya dan kemudian ditawarkan solusinya. Sebagai contoh untuk masyarakat yang tinggal di daerah bantaran sungai, jika tidak di beritahu permasalahan dan dampaknya, kemudian tidak ditawarkan solusi yang lebih baik, mereka telah bersiap untuk menghadapi kondisi tersebut. Ketika menghadapi banjir rutin tahunan, mereka telah memiliki solusi sendiri dengan mendesain bangunan rumah dan menyiapkan perabotannya sedemikian rupa untuk menghadapinya. Untuk mendapatkan solusi yang terbaik bagi kepentingan bersama, sangat perlu adanya proses dialog antar komponen perubahan dalam membuat perencanaan. Jika tidak ada dialog yang matang, maka masing-masing komponen akan bertahan pada solusinya sendiri sehingga mengakibatkan permasalahan tidak akan terselesaikan.
Pemerataan pembangunan masih berjalan lambat, apa yang direncanakan masih bersifat jangka pendek dan sering tidak konsisten dalam pelaksanaannya. Paradigma yang dimiliki oleh para pemegang dan pelaksana kebijakan masih berupa paradigma jangka pendek, dimana pembangunan infrastruktur di lakukan hanya jika telah memiliki potensi ekonomi. Sedangkan yang seharusnya diterapkan saat ini adalah paradigma jangka panjang yang memiliki visi jauh ke depan, yaitu adanya pembangunan infrastruktur dan aturan yang terencana untuk menunjang munculnya berbagai kegitan yang memiliki potensi.
Prof. Roos Akbar memberikan saran untuk tidak berfikir terkotak kotak, duduklah bersama dengan berbagai bidang keahlian untuk mencari jalan menuju kemajuan. Berusaha berfikir dari sudut pandang yang berbeda sehingga kita menjadi sinergi dan tidak seperti katak dalam tempurung. Kopetensi keilmuan tetap harus ada, tetapi bukan menjadi batasan, perluas wawasan untuk pencapaian kemajuan.

-->